jika kamu mendapati seseorang yang terkena

Jawaban(1 dari 3): Saya menderita virus Corona. Saya seorang pria Amerika yang tinggal di Guangzhou, China. Saya harus menghadapi paru-paru yang menyakitkan, batuk, dan kelelahan pada umumnya. Saya mengkarantina diri sendiri. Saya sudah berada di negara ini sejak 1 Februari. Karena wabah yang s Jikakamu mendapati seseorang yang terkena psikotropika, yang dapat kamu sarankan kepada orang-orang disekitarnya adalah A. Meminta untuk mengurangi - 152092 Ratio6210 Ratio6210 07.04.2018 Biologi Sekolah Menengah Pertama terjawab Jika kamu mendapati seseorang yang terkena psikotropika, yang dapat kamu sarankan kepada orang-orang MendapatiHaid Saat Melakukan Thawaf Ifadhah. Kita sudah mengetahui bahwa thawaf ifadhah termasuk rukun haji. Perintah melakukan thawaf ifadhah disebutkan dalam ayat, " Dan hendaklah mereka melakukan melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah). " (QS. Al Hajj: 29). Jikakamu mendapati seseorang yang terkena psikotropika, yang dapat kamu sarankan kepada orang-orang disekitarnya adalah . A. Meminta untuk mengurangi dosis penggunaan psikotropika sesuai keinginan dirinya sendiri B. Meminta mengantarkannya ke rumah sakit tertentu untuk mendapat terapi penghentian penggunaan psikotropika Jikakamu mendapati seseorang yang terkena psikotropika, yang dapat kamu sarankan kepada orang-orang disekitarnya adalah . Laporkan 11 bulan YANG LALU 560 PEMBACA A. Meminta untuk mengurangi dosis penggunaan psikotropika sesuai keinginan dirinya sendiri Ou Faire Des Rencontres A Bordeaux. Problema7th-9th gradeIlmu Pengetahuan AlamEstudianteSolución del profesor QANDAQanda teacher - Fetrisjawaban yang tepat adalah b. meminta mengantarkannya ke rumah sakit tertentu rehabilitasi untuk mendapat terapi penghentian penggunaan psikotropikaQanda teacher - Fetris¿Necesitas más ayuda?¿Quieres preguntar a un profesor? Menghadapi orang yang ingin bunuh diri memang bukan perkara mudah. Jika salah menanggapi, bisa-bisa malah membuatnya semakin yakin untuk melakukan tindakannya tersebut. Oleh karena itu, agar tidak salah langkah, yuk ketahui cara tepat yang bisa dilakukan untuk menghadapi situasi ini. Orang yang ingin bunuh diri tidak selalu mengatakan secara gamblang bahwa ia ingin mengakhiri hidupnya. Namun, kondisi ini bisa dilihat ketika ia sering membicarakan kegelisahan dan soal kematian atau bunuh diri. Ia juga bisa merasa kalau dirinya hanya beban bagi orang lain dan tidak berguna hidup di dunia. Selain itu, gerak-gerik orang yang ingin bunuh diri juga bisa terlihat ketika ia selalu murung, sedih, cemas, putus asa, menarik diri dari aktivitas sehari-hari dan orang di sekitarnya, tidak nafsu makan hingga berat badan menurun, membagikan harta bendanya tanpa alasan yang jelas, serta mengucapkan selamat tinggal. Cara Menghadapi Orang yang Ingin Bunuh Diri Jika kamu mendapati tanda-tanda bunuh diri pada orang terdekatmu, entah itu keluarga, pasangan, sahabat, atau rekan kerja, tetaplah bersikap tenang, ya. Kemudian, lakukan cara berikut ini untuk mencegah upaya bunuh diri 1. Jadi pendengar yang baik Dengarkan seseorang yang sedang menceritakan masalahnya kepadamu. Biarkan ia bicara, dan kalau memang tidak perlu, nggak usah memberi nasihat apalagi sampai mengabaikan, meremehkan, atau menghakiminya. Pasalnya, terkadang orang hanya ingin didengarkan dan tidak membutuhkan komentar. 2. Validasi perasaannya Pahami kesedihan yang ia rasakan. Tunjukkan lewat ekspresi wajah dan sikap tubuh kalau kamu benar-benar mengerti dan peduli dengan masalahnya. Tatap matanya, pegang erat tangannya atau peluk dirinya untuk memberikan rasa nyaman. Kamu juga bisa mengatakan, “Aku tahu ini sangat menyakitkan. Bersedihlah jika itu bisa membuatmu lebih tenang. Jangan khawatir ya, aku ada di sini. Apa ada yang bisa aku lakukan untuk membantumu?” 3. Ajak bicara dari hati ke hati Mulailah percakapan hangat dari hati ke hati. Kamu boleh kok memberikan pandanganmu terhadap masalah yang ia hadapi. Namun, ingat ya, jangan menyalahkannya dan tetap tunjukkan sikap bahwa kamu sangat peduli kepadanya. Kamu juga tidak perlu ragu bertanya kepadanya terkait bunuh diri. Membuka pembicaraan tentang bunuh diri diketahui bisa mengurangi keinginan seseorang untuk mengakhiri hidupnya. Kamu bisa buka percakapan dengan bertanya seperti ini, “Apa karena ada masalah ini kamu terpikir untuk mengakhiri hidupmu?” 4. Temani dirinya Sebisa mungkin luangkan waktumu untuk menemani dirinya. Jangan biarkan ia sendirian atau merasa kesepian supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Pastikan juga di sekitarnya tidak ada barang berbahaya yang bisa digunakan untuk menyakiti dirinya sendiri, seperti senjata tajam, senjata api, obat-obatan, atau racun. Selain itu, ajak ia untuk melepas stres dengan cara yang lebih sehat, seperti melakukan olahraga, meditasi, menggeluti hobi, dan mengonsumsi makanan bergizi. Menjalani gaya hidup sehat bisa menurunkan hasrat seseorang untuk bunuh diri. 5. Ajak menemui psikolog atau psikiater Jika segala upaya telah kamu lakukan namun ia masih terpikir untuk bunuh diri atau mungkin sudah mencoba melakukannya, segera ajak ia untuk menemui psikolog atau psikiater. Beri pengertian padanya kalau ia sudah perlu mendapatkan bantuan dari psikolog dan psikiater. Kamu bisa meyakinkan dirinya dengan berkata seperti ini, “Aku akan selalu di sini untuk menemani dan mendengarkanmu. Tetapi, aku rasa, pergi ke psikolog atau psikiater dapat membantumu lebih banyak lagi. Aku temani kamu ke sana, ya?” Bunuh diri kerap kali dianggap sebagai satu-satunya jalan keluar bagi mereka yang tidak mampu menghadapi masalahnya sendiri. Oleh karena itu, peranmu sebagai orang terdekat sangat penting agar ia bisa mengurungkan niat mengakhiri hidupnya. Jika kamu sendiri yang merasa ingin bunuh diri, kamu juga harus segera berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater untuk mendapatkan pertolongan dan penanganan yang tepat. Jakarta - Begitu banyak gejala yang bisa dirasakan ketika terinfeksi virus Corona COVID-19. Ini membuat sebagian orang tua merasa khawatir ketika anaknya mengalami demam dan batuk. Apakah anak saya pilek karena alergi atau mungkinkah itu gejala COVID-19?Lalu sebenarnya, bagaimana cara kita mengetahui anak terinfeksi virus Corona?Dikutip dari Huffpost, secara umum orang dewasa dan anak-anak mengalami gejala yang cukup mirip ketika terkena COVID-19. Misalnya, demam, menggigil, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, batuk, sesak napas, hingga adanya gangguan indra penciuman dan perasa. "Anak-anak mungkin lebih cenderung mengalami gejala gastrointestinal, seperti mual, dan diare atau hilangnya nafsu makan," kata Dr Margaret Aldrich, direktur pengendalian penyakit infeksi anak-anak di Children's Hospital di Montefiore, New York begitu, Aldrich mengimbau agar para orang tua tidak berpikir berlebihan dalam membedakan gejala COVID-19 pada orang dewasa dan anak-anak. Sebab, hingga saat ini belum diketahui dengan pasti perbedaan gejala di antara keduanya."Tantangannya adalah bahwa penyakit virus sangat umum pada anak-anak dan sering disertai dengan demam, batuk, dan gejala gastrointestinal," ucap Aldrich."Jika Anda tinggal di daerah berisiko tinggi dengan banyak kasus COVID-19 dan anak Anda menderita penyakit virus pernapasan. Saya akan berasumsi bahwa mereka menderita COVID dan langsung menghubungi dokter anak untuk mendapatkan panduan lebih lanjut," itu, menurut kepala petugas medis di layanan kesehatan Hazel Health, Dr Rob Darzynkiewicz, jika anak mengalami gejala, seperti kelelahan ekstrem, kesulitan bernapas, linglung, bibir kebiruan, muntah, diare, dan demam yang berlangsung lebih dari tiga hari, segera hubungi dokter. Simak Video "Jepang Turunkan Klasifikasi Covid-19 Jadi Setara Flu Biasa" [GambasVideo 20detik] naf/naf EMMahasiswa/Alumni Universitas Negeri Malang23 Juni 2022 0721Jawabannya adalah B. Sesuai dengan UU yang telah ditetapkan, pecandu cukup umur dan orangtua/wali pecandu belum cukup umur wajib melaporkan diri/dilaporkan keluarganya pada pejabat/lembaga yang ditunjuk pemerintah untuk mendapatkan pengobatan dan/atau perawatan UU Narkotika Pasal 88. Upaya lain yang dapat dilakukan saat mendapati seseorang yang terkena psikotropika adalah dengan meminta orang sekitar untuk mengantarkannya ke rumah sakit khusus agar segera mendapatkan pertolongan serta diberikan terapi penghentian psikotropika. Oleh karena itu, jawabannya adalah akses pembahasan gratismu habisDapatkan akses pembahasan sepuasnya tanpa batas dan bebas iklan! - Infeksi virus corona penyebab penyakit Covid-19 masih terus terjadi di berbagai negara di dunia. Lebih dari 2 juta orang telah terinfeksi virus SARS-CoV-2 ini, di mana sekitar 500 ribu di antaranya dinyatakan pulih. Namun dari orang-orang yang telah dinyatakan pulih tersebut, terdapat beberapa kasus pasien sembuh dari Covid-19 kembali dinyatakan positif untuk kedua kalinya. Sehingga kondisi itu memunculkan pertanyaan, apakah seseorang yang telah terinfeksi dan sembuh dapat kembali terkena virus?Baca juga Gejala Baru Virus Corona, Apa yang Bisa Dilakukan untuk Langkah Pencegahan? Tidak ada jaminan Melansir Independent, disebutkan walaupun tingkat pemulihan termasuk tinggi, bukan berarti mereka yang telah terinfeksi virus corona menjadi tak berisiko. Hal ini dikarenakan, para ahli percaya bahwa terinfeksi virus ini sekali, bukan berarti seseorang tidak dapat sakit lagi. Kondisi tersebut yang perlu diketahui mengenai kekebalan virus corona dan penularan virus lebih dari satu kali. Menurut Direktur Pencegahan dan Perawatan Pneumonia di China Japan Friendship Hospital di Beijing, Li QinGyuan, mereka yang telah terinfeksi Covid-19 mengembangkan antibodi pelindung, tapi tidak jelas berapa lama perlindungan tersebut berlangsung. "Namun pada individu tertentu, antibodi tidak dapat bertahan lama. Banyak pasien yang telah sembuh, ada kemungkinan kambuh," kata Li. Sementara saat ini pada anak-anak diyakini bahwa virus memunculkan perkembangan, setidaknya kekebalan jangka pendek. "Tidak ada yang tahu pasti, tetapi kebanyakan anak-anak kemungkinan mengembangkan setidaknya kekebalan jangka pendek terhadap virus corona yang menyebabkan Covid-19," ujar Asisten Profesor Pediatri di University of Texas Medical School di Houston Dr Peter Jung. Jung menambahkan, namun seperti halnya flu dapat bermutasi, demikian juga Covid-19, yang akan membuat seseorang rentan untuk mendapatkan infeksi kembali. Baca juga Ini 10 Daerah yang Tetapkan PSBB karena Virus Corona Memiliki kekebalan Seorang dokter penyakit menular di Penn Medicine dan direktur medis Penn Global Medicine Dr Stephen Gluckman menyampaikan bahwa nampaknya pasien yang memiliki penyakit yang disebabkan virus corona baru, mengembangkan kekebalan pada sebagian besar individu seperti yang terlihat pada kasus virus corona lainnya. “Virus corona bukanlah hal baru, mereka sudah ada sejak lama, dan banyak spesies bukan hanya manusia mendapatkannya," jelasnya. Meskipun tak memiliki cukup data untuk mengatakan bahwa seseorang yang telah terinfeksi virus akan kebal, namun menurutnya kemungkinan besar orang akan memiliki kekebalan terhadap Covid-19 setelah pernah berarti, orang yang pada awalnya pulih dari Covid-19, lebih cenderung kambuh daripada terinfeksi kembali dengan virus. Menurut sebuah penelitian, orang dengan infeksi ringan dapat dites positif terkena virus melalui penyeka tenggorokan selama berhari-hari dan bahkan berminggu-minggu setelah penyakitnya. Tapi bukan berarti tidak mungkin tertular penyakit lagi, terutama pada mereka yang immunocompromised atau mempunyai kekebalan yang terganggu. Baca juga Pasien Tertua di Brasil, Wanita 97 Tahun Dinyatakan Sembuh dari Covid-19 Perlu penelitian lanjut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit CDC menjelaskan, respons kekebalan terhadap Covid-19 belum dipahami. "Pasien dengan infeksi MERS-CoV tidak mungkin terinfeksi kembali tidak lama setelah mereka pulih, tetapi belum diketahui apakah perlindungan kekebalan yang serupa akan diamati untuk pasien dengan Covid-19," tulis CDC. Sebelummya seperti dikabarkan The Guardian, Kepala Penasihat Ilmiah Pemerintah Inggris Sir Patrick Vallance dan Kepala Penasihat Medis Boris Johnson meyakinkan masyarakat bahwa mereka yang pernah terkena virus akan mengembangkan kekebalan dan jarang mendapatkan penyakit menular lagi. Nmaun pertanyaan muncul, setelah otoritas Jepang menyampaikan bahwa seorang wanita yang pernah terinfeksi dan dinyatakan terbebas dari virus, telah dilakukan tes ulang dan hasilnya kembali positif. Seorang ahli virologi di Universitas Leeds Prof Mark Harris menjelaskan, infeksi ulang dalam kasus ini tidak mungkin, namun terdapat beberapa bukti dalam literatur ilmiah untuk infeksi virus corona hewan yang terus-menerus, terutama pada kelelawar. Saat disinggung apakah kasus yang terjadi di Jepang berarti kekebalan tidak lagi dapat dicapai, dia menjawab bahwa beberapa orang memang bisa terinfeksi penyakit menular untuk kedua kalinya, tapi ini jarang terjadi. Prof Whitty menyampaikan bahwa dengan suatu penyakit, bahkan jika tidak ada kekebalan jangka panjang, biasanya terdapat kekebalan jangka pendek. Baca juga Ingin Mudik Saat Wabah Corona? Simak Daftar Aturan dari Kemenhub untuk Pemudik Prof Jon Cohen, profesor emeritus penyakit menular di Brighton and Sussex Medical Scholl mengaku belum mengetahui mengenai infeksi ulang ini, karena belum memiliki tes antibodi untuk infeksi. "Namun, sangat mungkin, berdasarkan infeksi virus lain bahwa begitu seseorang terinfeksi, mereka umumnya akan kebal dan tidak akan mendapatkannya lagi. Akan selalu ada pengecualian aneh, tapi itu tentu saja harapan yang masuk akal," kata dia. Sementara itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami apakah mungkin bagi seseorang terinfeksi ulang dengan virus corona baru. Para ahli merekomendasikan, orang-orang yang telah terinfeksi mengikuti langkah-langkah kebersihan yang disarankan, termasuk menjauhi orang yang sakit, sering mencuci tangan, dan mematuhi aturan batuk dan bersin. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

jika kamu mendapati seseorang yang terkena